Menjalankan bisnis secara online dipilih seiring meningkatnya aktivitas di dunia maya. Termasuk, menggunakan media sosial sebagai lapaknya. Berikut caranya.
Menggunakan akun media sosial mulai dari Facebook, Twitter, Instagram dan Path bukanlah hal yang salah untuk memasarkan produk. Kendati demikian, sebagai langkah awal bisa menggunakan Path yang cenderung hanya mengumpulkan orang-orang terdekat saja.
Untuk lingkaran paling kecil, Path bisa dijadikan awal yang tepat. Namun, tak perlu menandai banyak nama saat mengunggah gambar. Tindakan ini bisa mengganggu para pemilik akun karena akan terus terhubung melalui pemberitahuan yang muncul.
Path bisa dijadikan tempat untuk mempromosikan asal sesuai dengan target market."
Path, katanya, dianggap tepat karena bisa dijadikan kesempatan bagi lingkaran terkecil untuk bercerita. Setelah itu, apa yang diceritakan teman-teman di Path setelah merasakan pengalamannya bisa ditularkan ke media sosial lain yang lingkupnya lebih luas seperti Facebook, Twitter dan Instagram yang cenderung lebih umum. Hal ini karena, publik di media sosial ini akan merasa lebih percaya bila produk tersebut telah dicoba oleh lingkaran lain.
![]() |
Ilustrasi |
Lebih lanjut, tetapkan waktu rutin untuk memperbarui gambar. Akan lebih baik, katanya, bila mengetahui pukul berapa netizen masih beraktivitas. Cara ini, sambungnya, bisa membuat pemasaran semakin efektif karena lebih banyak orang yang melihat dan memberi tanda likes.
"Harus tahu waktu yang tepat kapan orang banyak yang lihat."
Selain itu, penting untuk menambahkan tanda pagar selain keterangan foto dan kalimat yang bisa menarik perhatian. Tanda pagar, katanya, membantu produk lebih mudah ditemukan. Konsumen yang menggunakan Instagram sebagai pencari produk akan menelusuri melalui tanda pagar. Tanda pagar yang tepat akan membuat produk Anda lebih dekat dengan konsumen.
"Gunakan tanda pagar untuk membuat produk mudah ditemukan."
Hal yang juga penting, pastikan menyajikan gambar berkualitas baik. Tak perlu menggunakan jasa fotografer untuk mendapat gambar yang bagus. Gunakan saja kamera di ponsel atau gawai Anda. Setelah itu, mainkan pengaturan cahaya dan kontras untuk efek yang lebih dramatis.
"Fotonya yang bagus. Pakai HP aja, enggak perlu harus pakai fotografer segala."
Tak hanya foto produk, foto proses dan cerita di balik produknya akan menjadi alat promosi yang baik. Pasalnya, hal ini akan menjadi nilai tambah untuk produknya. Nilai kepercayaan konsumen akan bertambah dari kegiatan ini. Konsumen, katanya, tak sekadar membutuhkan tampilan baik dari produknya tapi juga hal-hal baik di sekitarnya yang menunjang kualitas produk tersebut. Sebagai contoh, jika menjual makanan jangan hanya memperlihatkan makanan yang sudah jadi saja. Melainkan, resep, asal bahan-bahannya hingga cerita di balik kemunculan usaha itu.
"Sekarang orang enggak cuma butuh produknya tapi cerita di baliknya karena sekarang orang peduli cerita dari produknya."
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Sharing