Mungkin kita tak pernah menyangka bahwa kesehatan kita sangat
dipengaruhi oleh interaksi yang dibentuk oleh sel-sel manusia dengan
bakteri-bakteri baik dalam usus. Bakteri-bakteri baik dalam usus
tersebut membutuhkan bantuan kita untuk mendapatkan asupan makanan yang
kaya akan serat seperti sayuran, buah, dan kacang-kacangan untuk
berkembang.
Makanan yang kita konsumsi sehari-hari ternyata mampu memengaruhi
kesehatan usus. Jika ada gangguan yang terjadi pada usus kita, maka
mungkin saja kita akan mendapatkan diagnosis penyakit tertentu. Nah,
sekarang saat yang tepat untuk memperhatikan kebaikan berjuta mikroba
baik dalam usus kita, bukan? Melansir dari cheatsheet.com, berikut ini
merupakan deretan lima jenis penyakit yang terkait dengan bakteri dalam
usus manusia.
1. Menambah berat badan
1. Menambah berat badan
Orang yang lebih kurus lebih cenderung menjadi pelabuhan banyak bakteri usus dibandingkan dengan mereka yang memiliki berat badan yang lebih. Ketika orang dengan kelebihan berat badan pada diet dengan mengandalkan makanan dari tumbuh-tumbuhan, maka bakteri usus mereka akan menyerupai orang orang dengan berat badan yang normal sehingga mereka mulai kehilangan berat badan. Penyebabnya adalah sayuran dan buah serta kacang-kacangan memberi makan bakteri baik dalam sistem pencernaan.
Bakteri baik menjadi penting karena dapat mengekstrak lebih sedikit
kalori dari makanan yang dikonsumsi. Selain itu, mereka juga memproduksi
nutrisi yang membangun lapisan dinding usus. Jika bakteri baik tidak
mendapatkan makanan yang baik, maka lapisan dinding bisa menjadi bocor
dan menyebabkan peradangan di seluruh tubuh. Peradangan dalam hal ini
bisa dikatakan juga sebagai resistensi insulin. Kondisi ini menyebabkan
tubuh memproduksi lebih banyak insulin yang mengakibatkan kalori yang
kita konsumsi disimpan sebagai lemak.
2. Penyakit jantung
2. Penyakit jantung
Sekelompok peneliti dari Eropa telah
menemukan bahwa ada sejumlah bakteri usus yang terkait dengan penyakit
jantung. resistensi insulin dapat membuat kadar gula menjadi tinggi yang
memicu kenaikan berat badan dan berakibat buruk bagi jantung.
Beberapa penelitian sebenarnya telah menunjukkan bahwa suplemen
probiotik sebenarnya membantu mengurangi kolesterol jahat yang
berkontribusi pada penyakit jantung. Terkadang makanan yang kita
konsumsi berinteraksi dengan bakteri jahat yang akhirnya membentuk
senyawa yang dapat merusak hati.
Pandangan ini berdasarkan pada temuan dari studi yang dilakukan oleh
Cleveland Clinic yang menunjukkan hubungan antara konsumsi daging dengan
kanker dan jantung. Mereka menunjukkan bahwa beberapa senyawa dalam
daging menjadi senyawa yang beracun dengan mendorong penumpukan plak
yang berbahaya bagi arteri.
Sebagai perlawanan, fitonutrien yang terdapat dalam buah, teh hijau,
dan kunyit yang mengandung bakteri baik membuatnya menjadi makanan ampuh
untuk melindungi diri dari penyakit jantung dan kanker.
3. Kanker
3. Kanker
Secara umum, telah banyak orang yang
mengetahui bahwa peradangan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan
kondisi usus dapat menyebabkan kanker. Secara khusus, sebuah penelitian
menemukan bahwa orang Afrika yang lebih banyak mengonsumsi makanan yang
berasal dari tanaman memiliki risiko kanker usus yang lebih rendah.
Ini dibandingkan dengan pola makan orang Amerika yang lebih banyak
mengandalkan daging dan makanan olahan. Pola makan orang Amerika ini
menghilangkan bakteri usus untuk serat yang dibutuhkan untuk melindungi
dinding usus dan mencegah peradangan yang bisa menyebabkan kebocoran
usus.
Penelitian terbaru menunjukkan hubungan hal tersebut dengan kanker
prostat. Orang dengan kanker prostat memiliki bakteri bakteri dalam urin
dan cairan prostat yang tidak terdapat pada orang sehat (tanpa kanker).
Infeksi prostat kemungkinan telah membunuh bakteri yang berkontribusi
terhadap pertumbuhan kanker. Orang-orang yang banyak mengonsumsi daging
olahan berada dalam risiko tinggi. penyebabnya adalah pengawet nitrit
pada daging.
4. Irritable bowel syndrome (IBS)
4. Irritable bowel syndrome (IBS)
Beberapa makanan dapat menyebabkan
ketidakseimbangan microbiome (bakteri-bakteri baik) sehingga menyebabkan
seseorang kembung, diare dan sembelit. Secara umum kondisi tersebut
disebut dengan irritable bowel syndrome (IBS). Solusi terbaik untuk
mengatasinya adalah dengan memperhatikan pola dan menu makanan
sehari-hari.
Penyebab IBS sebagian besar justru adalah makanan-makanan sehat
seperti asparagus, bawang, dan kacang hitam. mengonsumsi terlalu banyak
makanan tersebut akan membuat perut menjadi sensitif. Secara garis besar
makanan makanan yang mengandung gluten, biji-bijian (terutama gandum)
dan produk yang sarat dengan laktosa.
5. Depresi
5. Depresi
Usus memiliki kaitan yang erat dengan
otak. Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa bakteri usus berkaitan
erat dengan suasana hati. Penelitian melakukan uji coba pada tikus.
Ketika para peneliti mengambil bakteri usus dari tikus yang tegas pada
tikus yang pemalu, tikus pemalu dengan cepat menjadi lebih agresif.
Penelitian tersebut juga melakukan penelitian sugestif dengan melihat
hubungan antara makanan probiotik dan stres. Hasilnya, orang-orang yang
mengonsumsi suplemen probiotik selama dua minggu memiliki tingkat
kecemasan dan stres yang lebih rendah.
Usus memiliki sistem saraf sendiri yang disebut dengan saraf enterik.
Bakteri dalam usus terlibat dalam produksi zat kimia saraf yang sama
seperti dopamin, serotonin dan asam gama aminobutirat yang membuat otak
mengatur perasaan dan perilaku seseorang. Saat ini, penelitian masih
menyelidiki bagaimana bentuk komunikasi yang dibentuk antara usus dan
otak.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Sharing