Strategi investasi dalam pasar modal hingga saat ini dikenal dalam beberapa langkah, secara khusus untuk produk investasi saham dan reksa dana. Paling tidak Anda dapat mengetahui 4 strategi yakni Lump Sum, DCA (Dollar Cost Averaging), VCA (Value Cost Averaging) dan CS atau Constant Share.
Lantas apa yang dimaksud dengan ke-empat strategi dalam dunia investasi tersebut? Guna bisa memahami maksud dan pengertian dari masing-masing strategi secara lebih jelas, maka yang ada dibawah ini merupakan pembahasan yang dapat Anda simak untuk memahami keseluruhan strategi dunia investasi yang dapat digunakan.
Strategi Lump Sum
Ini merupakan sebuah strategi investasi dengan cara menaruh keseluruhan dana investasi pada awal investasi secara langsung. Langkah ini dilakukan tanpa menambahkan dana investasi lagi hingga masa periode investasi habis. Strategi semacam ini juga menghasilkan imbal hasil dalam investasi yang tergolong besar ketika waktu masuknya tepat.
Akan tetapi strategi Lump Sum juga memiliki kelemahan tersendiri yakni waktu crash yang jauh lebih lama datangnya. Jika umumnya crash datang 5 maupun 10 tahun sekali. Maka Lump Sum akan lebih lama lagi.
Strategi DCA (Dollar Cost Averaging)
Untuk strategi dalam berinvestasi saham dan reksa dana yang lainnya yakni DCA ( Dollar Cost Averaging). Strategi DCA adalah strategi investasi yang dilakukan secara bertahap. Umumnya ini merupakan strategi yang dipilih oleh investor dengan pendapatan tetap pada setiap bulan. Strategi ini juga dilakukan secara rutin atau menyicil tanpa perlu selalu melihat aktiva bersih di dalam investasi saham atau reksa dana.
Akan tetapi karena harus dilakukan secara bertahap, maka imbal hasil yang didapat tidak akan sebesar Lump Sum strategy. Dalam strategi DCA investor juga perlu menentukan periode untuk melakukan investasi sebab hal ini menentukan besarnya dana yang perlu diinvestasikan secara rutin. Setelah rutin menyetorkan dana, investor reksa dana dapat memperoleh harga rata-rata hingga akhir periode investasi.
Strategi VCA (Value Cost Averaging)
Value Cost Averaging merupakan strategi yang menuntut investor untuk menyetorkan dananya dengan nilai berbeda-beda secara rutin. Perbedaan mendasar antara strategi VCA dengan DCA adalah pada jumlah dananya yaitu tetap (DCA) dan berbeda (VCA).
Jika menggunakan strategi VCA, investor dapat menyetorkan dananya dengan rutin dan melihat kondisi pasar. Ketika pasar naik, investor dapat menyetorkan dana yang lebih sedikit. Namun di saat pasar mulai turun, investor dapat menyetorkan dana dengan jumlah lebih banyak. Oleh karena itu dinilai mengenai masalah imbal hasil keduanya juga dinilai mampu memberikan jumlah yang lebih beragam. Hanya saja baik menggunakan strategi Dollar Cost Average maupun Value Cost Average membutuhkan penyetoran dana investasi yang sama-sama rutin.
Strategi CS (Constant Share)
CS atau Constant Share adalah strategi yang mengajak investor membeli unit RD (reksa dana) di dalam jumlah yang tetap secara bertahap. Selain itu harga NAB yang digunakan berbeda-beda. Constant Share strategy ini juga dikenal sebagai Equity Savings Plan dalam investasi saham dan artinya adalah membeli dengan lot sama dari harga yang berbeda-beda.
Disini letak perbedaan Constant Share dengan strategi dalam dunia investasi yang lainnya. Hal ini terutama terlihat jelas perbedaannya dengan Dollar Cost Average dan Value Cost Average yang membutuhkan penyetoran dana dengan jumlah yang tetap atau berbeda. Mengingat dalam strategi Constant Share ini investor diharuskan membeli saham dari harga yang beragam.
Peertanyaannya strategi mana yang paling tepat untuk Anda gunakan sekarang ini? Jawabannya tentu saja ada pada diri Anda sendiri. Strategi mana yang kiranya lebih mungkin untuk dapat Anda gunakan dalam menjalankan bisnis investasi dengan produk raksa dana maupun saham. Dalam hal ini Anda juga harus terlebih dahulu mempertimbangkan kondisi bisnis investasi yang sedang Anda jalankan. Suatu strategi dikatakan berhasil jika tepat sasaran.
Terlepas dari berbagai pilihan strategi investasi seperti yang ada di atas, menjalani investasi secara sukses untuk produk reksa dana maupun saham bukan hanya ditentukan oleh strategi yang digunakan. Namun juga terpengaruh pada kedisiplinan pelaku investasi (investor) sendiri.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Sharing