Tahukah kamu para ilmuwan telah melakukan penelitian untuk menyelidiki akar dari emosi yang positif ini. Berikut 20 faktanya:
1.
Meski gen dan latar belakang didikan mempengaruhi 50% sifat bahagia
yang dimiliki seseorang, namun keadaan sekitar (lingkungan dan
pendapatan) ternyata hanya berpengaruh 10% saja. 40% sisanya dipengaruhi
oleh penampilan luar dan aktivitas seseorang, termasuk hubungan,
pertemanan, dan pekerjaan; bagaimana ia berhubungan dengan komunitas,
serta keterlibatan dalam olahraga dan hobi.
2. Mood yang baik
mengeluarkan aroma tersendiri. Para ilmuwan menemukan bahwa kita bisa
menilai apakah seseorang sedang dalam keadaan mood/ tidak dari aroma
tubuhnya. Dalam sebuah percobaan, beberapa pria dan wanita diminta
menonton film yang menyeramkan. Sementara asyik menonton, ketiak mereka
diberi semacam bantalan khusus untuk menampung keringat yang dihasilkan.
Seminggu kemudian, para peneliti meminta orang lain untuk membedakan
aroma mana yang memiliki mood baik dan mana yang ketakutan. Orang
tersebut berhasil menebak dengan tingkat ketepatan yang mengejutkan.
3.
Orang tua lebih puas dengan kehidupan mereka ketimbang kaum muda.
Survei yang diadakan Centre for Disease Control and Prevention menemukan
mereka yang berumur 20-24 tahun merasakan kesedihan rata-rata 3,4 hari
per bulannya, sementara usia 65-74 tahun hanya 2,3 hari saja.
4.
Jika Anda melakukan olahraga 20 menit, 3 kali seminggu, selama 6 bulan,
maka perasaan bahagia Anda akan meningkat sebanyak 10-20%.
5.
Mereka yang tergolong sangat bahagia ketika dideteksi lewat tes psikolog
mengembangkan 50% antibodi lebih banyak daripada mereka yang mendapat
vaksin flu.
6. Menurut para peneliti dari The World Database of
Happiness dari Erasmus University di Belanda, Denmark merupakan negara
paling berbahagia di dunia, diikuti oleh Malta, Switzerland, Iceland,
Irlandia, dan Kanada.
7. Dalam klinik-klinik kesehatan di Amerika
Serikat, tingkat depresi masyarakat meningkat 3-10 kali lebih banyak
dibanding 2 generasi terdahulu.
8. Pendatang atau kaum imigran cenderung dipengaruhi karakter bahagia dari negara tujuan ketimbang negara asal mereka.
9.
Pekerja yang lebih kaya cenderung lebih bahagia daripada mereka yang
‘miskin’, namun para peneliti memperkirakan mereka yang berbahagia
cenderung memiliki potensi lebih besar untuk menjadi kaya.
10.
Penderita stroke atau penyakit mengerikan lainnya memang sangat
menderita dalam jangka waktu pendek, sesaat kemudian tingkat bahagia
yang mereka rasakan tak jauh beda dari orang sehat rata-rata.
11.
Saat menikah, kebahagiaan seseorang membubung tinggi, namun sesaat
kemudian kebahagiaan mereka segera kembali ke level ketika sebelum
menikah.
12. Kaum wanita cenderung mengalami titik puas terendah pada usia 37, sementara pria baru mengalaminya ketika berumur 42 tahun.
13.
Tertawa sampai ‘perut’ sebanyak 100-200 dalam sehari memiliki dampak
yang sama dengan olahraga keras, yaitu mampu membakar hingga 500 kalori.
14.
Emas tidak menjamin kebahagiaan. Studi yang dilakukan terhadap para
atlet Olimpiade menemukan bahwa pemenang medali perunggu lebih bahagia
daripada peraih medali perak, dan kadang-kadang malah lebih bahagia
daripada peraih medali emas. Menurut tim psikolog asal Australia, Graham
Winters, adalah lebih membahagiakan menjadi juara ketiga di saat Anda
tak menduganya dibanding mendapatkan keistimewaan sebagai yang pertama.
15.
Professor Michael Argyle yang banyak memimpin studi tentang
kebahagiaan, mendapati bahwa di antara aneka kegiatan yang bisa membuat
orang bahagia, seperti olahraga dan musik, yang paling berpengaruh
adalah menari. Hal ini dikarenakan menari atau berdansa melibatkan
olahraga, musik, komunitas, sentuhan, dan aturan, yang meningkatkan
kebahagiaan secara drastis.
16. Beberapa studi menunjukkan hewan
peliharaan bisa mengurangi tekanan darah dan stres, serta mendongkrak
kesehatan dan kebahagiaan.
17. Setelah kebutuhan dasar terpenuhi,
sisa kekayaan hanya memiliki sedikit efek (atau tidak sama sekali)
terhadap kepuasan atau kebahagiaan seseorang.
18. Seseorang yang memiliki hubungan stabil umumnya merasa bahagia daripada mereka yang singel.
19.
Dalam negara dengan tingkat pendapatan tinggi, seperti negara-negara
Skandinavia, tingkat kebahagiaan cenderung lebih tinggi dibanding negara
dengan tingkat penghasilan tak merata seperti USA. Masyarakat cenderung
memilih daerah dengan otonomi mandiri dan demokrasi langsung untuk
meningkatkan pendapatan.
20. Menurut studi 40 tahun yang telah
diperbarui oleh Universitas Harvard, bayi yang sering dipeluk dan
ditimang cenderung tumbuh dalam kebahagiaan.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan
klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Sharing